Sunday, January 1, 2012

[id-android] WTI: Review HTC Sensation XE

Naskah ini dilengkapi foto. Kalau tak bisa melihatnya, silakan mencermatinya di www.ponselmu.com.
Setiap kali saya mengunggah naskah di laman tersebut, saya akan menginformasikannya via Twitter @herrysw
------------
 
Layar sentuh yang lebar memberikan beragam kenyamanan ekstra. Lebih enak digunakan untuk browsing, membaca komik, hingga menyaksikan video. Bagi penulis yang berjari tangan besar, layar sentuh yang lebar juga mempermudah penggunaan papan ketik qwerty virtual.

 

Hal itu telah penulis buktikan di HTC Sensation XE. Ponsel tersebut dibekali layar sentuh 4,3 inci beresolusi 540 x 960 piksel. Saat ponsel dalam posisi tegak alias vertikal pun, penulis tetap leluasa menggunakan papan ketik qwerty virtual. Apalagi, bila ponsel bersistem operasi Android 2.3 alias Gingerbread itu diposisikan horizontal. Sangat nyaman.

 

 

HTC mengklaim Sensation XE merupakan ponsel pintar pertama di dunia yang mengadopsi teknologi Beats Audio. Teknologi itu mengombinasikan perangkat keras dan perangkat lunak untuk menghasilkan audio berkualitas tinggi layaknya di dapur rekaman.

 

Penasaran dengan klaim tersebut, penulis yang sebenarnya bukan "bertelinga emas" alias penikmat audio memadukan Sensation XE dengan earphone Beats yang disertakan dalam paket penjualan. Hasilnya, lagu yang diputar terdengar prima.

 

Kualitas audio menurun signifikan bila lagu yang sama didengarkan via speaker ponsel. Hal serupa terjadi ketika earphone biasa dipasangkan ke ponsel berdimensi fisik 126,1 x 65,4 x 11,3 mm dan berat 151 gram itu.

 

Sepasang kamera dibenamkan ke Sensation XE. Kamera utama berada di sisi belakang. Ia beresolusi 8 megapiksel, autofocus, dan dilengkapi dual LED flash. Untuk ukuran ponsel, performa kamera itu tergolong cepat dan bagus. Kamera tersebut dapat pula menghasilkan video berdefinisi tinggi full HD 1080p.

 

Satu kamera lagi terdapat di sisi muka atas ponsel. Ia hanya mampu menghasilkan foto dan rekaman video beresolusi VGA. Tidak tersedia fungsi autofocus maupun lampu kilat.

 

Slogan I Hate Slow yang gencar ditampilkan oleh salah satu operator CDMA tampaknya tepat pula disematkan ke Sensation XE. Sebab, selama penulis uji pakai, ponsel berprosesor dual core 1,5 GHz itu selalu trengginas. Menjalankan beberapa aplikasi sekaligus tak sampai membuatnya lemot.

 

Kapasitas memori internal ponsel itu 4 GB. Ketika ponsel usai diformat, tersedia 1,09 GB ruang kosong yang bebas dimanfaatkan oleh pengguna. Slot microSD, RAM 768 MB, Wi-Fi, bluetooth, GPS, dan mendukung layanan HSPA 14,4 Mbps adalah sebagian spesifikasi lain Sensation XE.

 

Tenaga ponsel yang dibanderol Rp 5,999 juta itu berasal dari baterai lithium ion 1.730 mAh. Saat hendak memasangkan atau melepaskan baterai, pengguna bakal mendapatkan sebuah pengalaman unik. Desain casing yang berbeda membuat pengguna tak sekadar melepaskan penutup baterai, melainkan seolah membongkar ponsel. Satu bagian berwujud cangkang ponsel, satu bagian lain berupa bodi ponsel yang "telanjang"

 

Penulis tak menjumpai kelemahan vital di Sensation XE. Namun, penulis sempat mengalami dua hal aneh. Pertama, 14 Desember lalu, layar sentuh ponsel itu tidak berfungsi sempurna. Ada area di tengah layar, kira-kira seluas 4 cm2, yang tidak merespons sentuhan. Layar kembali normal setelah ponsel dimatikan beberapa detik.

 

Kedua, suatu malam baterai ponsel telah diisi penuh. Ponsel kemudian dibiarkan padam. Keesokan paginya, kala ponsel dinyalakan, ternyata daya baterai tinggal tiga persen sehingga harus di-charge lagi.

 

 

 

Salam,

 

 

Herry SW

No comments:

Post a Comment