Tuesday, December 31, 2013

Re: [id-android] WTI: Review Lenovo S920

Akhirnya terreview jg..
Kalo s820itu spek nya gimana? Knp yg s920 hrga drop sekali yah...??
Oh ya om HSW
Adakah cacat product?
Maksud saya: deadpixel dll?

Karena kmrn saya sempat merekomen tmn, tk beli lenovo p870 yg batere besar. Setelah plg,saya suruh dia cek deadpixel trnyata di temukan 2titik..
Lalu saya suruh tukar keesokan nya..
Dan harus buka dos 4handset krn ada deadpixel smua..
Saya sempat kaget dan ga percaya...
Masa sampai 4x hp baru dpt 1 yg normal..
Mengingat pernah ada cerita aftersales service lenovo yg ga bagus juga..
Acang lenovo ini sebenarnya quality nya gimana sih?

Thx
Sent from my WhiteBerry®

From: Herry SW <milis@hsw9900.com>
Sender: id-android@googlegroups.com
Date: Wed, 01 Jan 2014 10:29:23 +0700
To: <gadtorade@yahoogroups.com>; <gadgeter@yahoogroups.com>; <gadgetmart@googlegroups.com>; <id-android@googlegroups.com>; <indocell@yahoogroups.com>
ReplyTo: id-android@googlegroups.com
Subject: [id-android] WTI: Review Lenovo S920

Agar ukuran email tidak terlalu besar, hanya sebagian foto penunjang naskah yang saya posting ke milis. Untuk melihat seluruh foto, silakan masuk ke http://goo.gl/MVNrGB
 
Tautan di atas boleh Anda copy paste dan informasikan kepada orang lain.
 
Tanpa konfirmasi dan izin tertulis, dilarang memakai naskah review ala HSW untuk materi promosi atau bahan penunjang berjualan.

Di antara seluruh ponsel Lenovo yang saat ini tersedia di pasar, Lenovo S920 paling sering mengalami penurunan harga. Seingat penulis, kali pertama memasuki pasar, ponsel itu dibanderol Rp 3,199 juta. Harganya lalu diturunkan menjadi Rp 2,899 juta alias sama dengan Lenovo S820. Koreksi harga berikutnya membuat ponsel itu bernilai Rp 2,699 juta.

Selanjutnya, melalui program tukar tambah maupun kerja sama dengan bank tertentu, satu unit S920 pernah dijual Rp 2,499 juta, Rp 2,199 juta, bahkan Rp 1,999 juta. Kini harga ritel ponsel dual SIM GSM-GSM tersebut dipatok Rp 2,499 juta. Itu harga resmi untuk varian 4 GB yang sejak awal beredar. Harga pasarnya lebih rendah, mulai Rp 2,19 juta sampai Rp 2,28 juta. Belum lama ini, muncul S920 varian 8 GB yang diberi label harga Rp 2,799 juta.

Sering dikoreksinya harga S920 menimbulkan sebuah pertanyaan besar. Ada apakah gerangan? Siapa pun yang berpikir negatif akan menduga S920 tidak laku atau cacat produk. Sedangkan yang berpikir lebih positif bakal berkata, "Ah, pasti itu strategi Lenovo untuk menggaet konsumen baru."

Manakah yang lebih tepat? Mari kita bersama-sama mencari jawabannya. Penulis menggunakan satu unit Lenovo S920 4 GB berwarna putih. Tampilan fisiknya secara umum terlihat cukup manis, mewah, dan tipis. Dimensi fisiknya 154 x 77,7 x 7,9 mm dan berat 159 gram.

Dua nomor GSM bisa siaga bersamaan di ponsel berlayar IPS 5,3 inci dengan resolusi 1.280 x 720 piksel itu. Nomor di selot kartu SIM pertama dapat mengakses jaringan 3G. Secara teoretis, pengguna berpeluang menikmati akses data dengan kecepatan unduh sampai 7,2 Mbps. Sementara itu, nomor kedua hanya bisa masuk ke jaringan 2G. Untuk berinternet, pengguna cuma dapat merasakan layanan GPRS/EDGE.

Prosesor empat inti (quad core) MediaTek MT6589 1,2 GHz, Wi-Fi, bluetooth, GPS, kompas, dan selot microSD merupakan sebagian spesifikasi lain S920. Memori ponsel Android 4.2.1 Jelly Bean itu terdiri atas RAM 1 GB dan ROM 4 GB. ROM-nya dibagi dua, internal storage berkapasitas total 2,16 GB dan built-in storage 1,45 GB. Ketika ponsel belum diutak-atik, ruang kosong di internal storage mencapai 782 MB.

Kamera utama S920 beresolusi delapan megapiksel dan dibekali fokus otomatis maupun lampu kilat. Kalau dilihat dari sisi atas ponsel, kamera itu terlihat menonjol bagaikan bisul. Bila difungsikan sebagai perekam video, ia mampu menghasilkan klip video HD 720p. Satu kamera lain terdapat di sisi muka ponsel. Kamera itu sanggup memproduksi foto beresolusi dua megapiksel dan klip video VGA.

Secara umum, menurut penulis, S920 adalah ponsel berlayar 5-5,8 inci yang menarik. Selama berhari-hari memakainya, ponsel itu senantiasa terasa gegas. Hasil jepretan kameranya pantas dikategorikan lumayan. Sekali diisi ulang, baterai lithium polymer 2.250 mAh bawaan mampu bertahan hingga 14 jam.

Ketika ingin mendengarkan lagu atau menyimak informasi terbaru, penulis tinggal mengaktifkan radio FM. Siaran radio dapat dipantau tanpa perlu menancapkan handsfree berkabel. Kalau mau, penulis bisa pula merekam siaran tersebut.

Tiada gading yang tak retak. Seperti bunyi pepatah itu, S920 tidak luput dari kelemahan. Bila ponsel digerakkan untuk membidik objek lain saat perekaman video sedang berlangsung, proses refocusing tergolong kurang cepat. Akibatnya, gambar akan terlihat kabur selama sekitar dua detik.

Hal lain, menu telepon S920 ternyata menganggap nomor berformat 0 berbeda dengan +62. Anggaplah penulis telah menyimpan nomor telepon +62812345 milik, sebut saja, Garniezhalaras. Kalau lain waktu penulis akan menelepon, lalu mengetikkan 0812345 secara manual, ponsel gagal mengenali nomor itu sama dengan +62812345 atas nama Garniezhalaras.

Selama mencoba S920, penulis juga mengalami kejadian aneh yang melibatkan XL. Meskipun GPS telah dinonaktifkan, setiap kali terkoneksi ke layanan internet XL, GPS bakal segera aktif tanpa diminta. Hal serupa tak terjadi bila S920 memanfaatkan koneksi internet operator GSM lain atau Wi-Fi. Sekitar sepuluh hari kemudian, kejadian aneh bersama XL itu sembuh dengan sendirinya.

Rekomendasi ala penulis, S920 layak dilirik oleh konsumen yang sebelumnya berencana membeli Lenovo S890 atau Samsung Galaxy Grand Duos. Pengidam LG G Pro Lite dan Sony Xperia C yang tak sabar lagi menabung juga boleh selingkuh ke S920.

***

Berikut contoh beberapa foto yang dihasilkan oleh kamera S920. Resolusi foto diperkecil sampai sisi terpanjangnya berukuran 640 piksel. Ukuran file dikompresi menjadi 80 persen dan setiap foto ditambahkan dengan tanda air alias watermark.

Memotret bagian dalam kulkas.

Yang di bawah ini dijepret memakai kamera depan. Fotonya miring karena saya kesulitan mengatur komposisi pemotretan memakai kamera depan. Kalau memotret wajah sendiri menggunakan kamera depan sih gampang sekali. Namun, ntar bosan dong melihat wajah saya terus.

***

Atas usulan pembaca blog Ponselmu.com ini, saya sertakan pula hasil benchmark memakai Quadrant Standard, Antutu, dan NenaMark2. Aplikasi terakhir tampaknya segera saya tinggalkan karena ternyata keluaran lama dan belum ada pembaruan dari pengembangnya. Silakan klik gambar untuk melihatnya dalam ukuran lebih besar.

Terakhir, screen capture dari Android Sensor Box.

Terima kasih.

 

Salam,

 

Herry SW

No comments:

Post a Comment